PSIKOTERAPI TUGAS II (Artikel 1)
Terapi Psikoanalisis
Psikoanalisis adalah suatu sistem dalam psikologi yang berasal dari penemuan-penemuan Freud dan menjadi dasar dalam teori psikologi yang berhubungan dengan gangguan kepribadian dan perilaku neurotik. Psikoanalisis memandang kejiwaan manusia sebagai ekspresi dari adanya dorongan-dorongan yang menimbulkan konflik. Dorongan-dorongan ini sebagian disadari dan sebagian besar lagi tidak disadari. Konflik timbul karena ada dorongan-dorongan yang saling bertentangan, sebagian manifestasi dari kenyataan bahwa manusia adalah makhluk sosial didampingi biologis. Berfungsinya aspek psikis karena itu ada kaitannya dengan nilai-nilai yang ada di lingkungan, yang pada psikoanalisis memandang lingkungan keluarga sebagai sumber utama dan aspek-aspek yang ada kaitannya dengan tubuhnya.
Psikoanalisis sebagian teori dari psikoterapi berasal dari uraian Freud bahwa gejala neurotik lada seseorang timbul karena tertahannya ketegangan emosi yang ada, ketegangan yang ada kaitannya dengan ingatan yang ditekan, ingatan mengenai hal-hal traumatik dari pengalaman seksual pada masa kecil. Semula dipergunakan teknik hipnosis, namun setelah diketahui bahwa tidak bisa dilakukan terhadap semua orang, Freud kemudian menggunakan asosiasi bebas. Dengan asosiasi bebas, pasien bebas untuk mengemukakan segala hal yang ingin dikemukakan termasuk yang tadinya ditekan di bawah-sadarnya, tanpa di hambat atau di kritik. Namun timbul masalah lain karena dalam kenyataannya tidak semudah yang disangka, sehubungan dengan adanya rasa bersalah mekanisme pertahanan diri yang tentunya bisa menghambat pelaksanaan asosiasi bebas. Teknik dasar melakukan psikoanalisis adalah meminta pasien berbaring di dipan khusus dan psikoanalisis duduk di belakang pasien, jadi posisi pasien menghadap ke arah lain, tidak bertatapan dengan psikoanalisisnya. Pasien diminta untuk mengemukakan apa yang muncul dalam pikirannya dengan bebas, tanpa merasa terhambat, tertahan dan tanpa harus memilih mana yang dianggap penting atau tidak penting. Psikoanalisis yang duduk di belakang dipan khusus, lada dasarnya hanya mendengarkan tanpa menilai atau memberi kritik yang memperlihatkan sikap ingin mengetahui lebih banyak tentang pasien. Namun pada saat-saat tertentu, psikoanalisis memotong asosiasi bebas yang sedang dikemukakan oleh pasien, bilamana dianggap penting untuk memperjelas hubungan-hubungan antara asosiai-asosiasi satu sama lain, misalnya yang ada kaitannya dengan mimpi-mimpi yang dialami. Proses selanjutnya berlangsung seperti format psikoterapi biasa yang selalu didahului dengan tahap pembukaan untuk mengetahui berbagai hal mengenai pasien, antara lain melalui wawancara pendahuluan yang dilakukan secara tatap muka. Dari psikoanalisis yang berlangsung, hal uang penting ialah masalah tranferens. Transferens dalam arti sebenarnya adalah suatu bentuk ingatan dari kejadian-kejadian yang telah dialami dan yang diulang kembali dalam keadaan sekarang atau yang akan datang. Pada saat seperti itu, pada saat pasien sedang menghubung-hubungkan hambatan yang dialami dengan konflik yang terjadi di bawah sadar mengenai harapan-harapan terhadap seseorang atau beberapa orang yang penting dalam hidupnya, gejala baru akan muncul dan menimbulkan kesan bercampur-baur, antara lain karena kejadian psikoanalisisnya. Inilah saat-saat kritis, karena pasien harus menghadapi hal-hal yang idealistis sesuai dengan yang diinginkan, namun ia harus menghadapi kenyataan sebagai sesuatu yang tidak mungkin dipenuhi. Psikoanalisis harus tetap bertindak sebagai profesional dan bukan sebagai pribadi, agar menghindari kemungkinan terjadinya "counter-transference". Atas dasar inilah antara lain ditentukan sebagai psikoanalisis, seseorang harus menjalani dulu analisis yang dilakukan oleh psikoanalisis yang berkompeten. Bahkan dikatakan bahwa keberhasilan seseorang bertindak sebagai psikoanalisis, banyak ditentukan oleh keadaan pada waktu ia sendiri menjalani psikoanalisisnya.
Sumber:
Prof. Dr. Singgih O. Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi 2004, Jakarta. PT BPK Gunung Mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar