Selasa, 21 April 2015

TUGAS PSIKOTERAPI II (Artikel 5)

Terapi eksistensial humanistik ini sangat cocok untuk orang-orang yang mempunyai masalah-masalah berkaitan dengan ketakberdayaan, keputusasaan, ketakbermaknaan, dan kekosongan eksistensial serta berusaha memahami keberadaan klien dalam dunia kehidupannya. Secara kodrat eksistensi manusia, terapi ini dapat bermanfaat bagi semua orang karena dilakukan dengan pendekatan eksistensial yang diarahkan pada situasi tertentu klien. Namun lebih spesifik terapi ini dapat bermanfaat bagi mereka yang ingin merevaluasi diri, melihat kembali cara mereka menjalani kehidupannya, mengeksplorasi pilihan-pilihan yang tersedia bagi dirinya, dan mengetahui tujuan atau apa yang mereka inginkan dimasa depan.

Proses terapeutik meliputi tiga tahap, yaitu;

  1. Terapis membantu klien dalam mengidentifikasi dan mengklarifikasi asumsi mereka terhadap dunia. Klien diajak mendefinisikan cara pandang agar eksistensi mereka diterima. Terapis mengajarkan mereka bercermin pada eksistensi mereka dan meneliti peran mereka dalam hal penciptaan masalah dalam kehidupan mereka.
  2. Klien didorong agar bersemangat untuk lebih dalam meneliti sumber dan otoritas dari sistem mereka. Semangat ini akan memberikan klien pemahaman baru dan restrukturisasi nilai dan sikap mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan dianggap pantas.
  3. Berfokus pada untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka. Klien didorong untuk mengaplikasikan nilai barunya dengan jalan yang kongkrit. Klien biasanya akan menemukan kekuatan untuk menjalani eksistensi kehidupannya yang memiliki tujuan

Tujuan dari terapi eksistensial humanistik, yaitu:

  • Membantu individu menemukan nilai, makna, dan tujuan hidup manusia sendiri.
  • Menyajikan kondisi-kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan.
  • Menghapus penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi.
  • Membantu klien menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dan bertanggung jawab atas arah kehidupan sendiri.
  • Agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya. Terdapat tiga karakteristik dari keberadaan otentik: (1) menyadari sepenuhnya keadaan sekarang, (2) memilih bagaimana hidup pada saat sekarang, dan (3) memikul tanggung jawab untuk memilih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar