DASAR TEORI PSIKOANALISIS
Kesadaran
Secara harfiah, kesadaran sama artinya dengan mawas diri (awareness). Kesadaran juga bisa diartikan sebagai kondisi dimana seorang individu memiliki kendali penuh terhadap stimulus internal maupun stimulus eksternal. Namun, kesadaran juga mencakup dalam persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar disadari oleh individu sehingga akhirnya perhatiannya terpusat.
Tingkat kehidupan mental menurut Freud terbagi dua tingkat:
A. Alam Tidak Sadar (unconscious)
Alam tidak sadar menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun insting yang tidak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan, dan tindakan kita.
Baginya, alam tidak sadar meruapakan penjelasan dari makna yang ada di balik mimpi, kesalahan ucap, dan berbagai jenis lupa, yang dikenal sebagai Represi. Mimpi adalah sumber yang kaya akan materi alam tidak sadar.
B. Alam Sadar (conscious)
Alam sadar didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bisa masuk ke alam sadar.
Pintu pertama adalah melalui sistem kesadaran perseptual, yaitu terbuka pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar.
Sumber kedua bagi elemen sadar ini datang dari dalam struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak mengancam yang datang dari alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang membuat cemas, tetapi terselubung dengan rapi yang berasal dari alam tidak sadar.
Struktur Kepribadian
Stuktur kepribadian menurut Freud terbagi dalam tiga, yaitu:
1. Id
Id merupakan inti dari kepribadian yang sepenuhnya tidak disadari. Id tidak punya kontak dengan dunia nyata, tetapi selalu berupaya untuk meredam ketegangan dengan cara memuaskan hasrat-hasrat dasar. Ini dikarenakan satu-satunya fungsi id adalah untuk memperoleh kepuasan sehingga kita menyebutnya sebagai prinsip kesenangan. Oleh karena sifatnya yang tidak realistis dan mencari kesenangan, id ini tidak logis dan mampu memuaskan pikiran-pikiran yang saling bertentangan dari dengan lainnya.
2. Ego
Ego adalah satu-satunya wilayah pikiran yang memiliki kontak dengan realita. Ego berkembang dari id semasa bayi dan menjadi satu-satunya sumber seseorang dalam berkomunikasi dengan dunia luar. Ego dikendalikan oleh prinsip kenyataan yang berusaha menggantikan prinsip kesenangan milik id. Sebagai satu-satunya wilayah dari pikiran yang berhubungan dengan dunia luar, maka ego pun mengambil peran eksekutif atau pengambil keputusan dari kepribadian. Akan tetapi, oleh karena ego sebagian bersifat sadar, sebagian bersifat bawah sadar, dan sebagian tidak lagi sadar, maka ego bisa membuat keputusan di ketiga tingkat tersebut.
3. Superego
Supergo mewakili aspek-aspek moral dan ideal dari kepribadian serta dikendalikan oleh prinsip-prinsip Moralisasi dan idelais yang berbeda dengan prinsip kesenangan dari id dan prinsip realistis dari ego. Super egi berkembang dari ego, dan seperti ego, ia tidak punya sumber energinya sendiri. Akan tetapi, Sukerejo berbeda dari ego dalam satu hal penting, superego todak punya kontak dengan dunia luar sehingga tuntutan superego akan kesempurnaan pun menjadi tidak realistis.
Mekanisme Pertahanan Ego
1. Represi
Represi muncul ketika ego terancam oleh dorongan-dorongan id yang tidak dikehendaki, ego melindungi dirinya dengan merepresi dorongan-dorongan tersebut dengan cara memaksa perasaan-perasaan mengancam masuk ke alam tidak sadar.
2. Pembentukan Reaksi
Salah satu cara agar dorongan yang ditekan tersebut bisa disadari adalah dengan cara menyembunyikan diri dalam selubung yang sama sekali bertentangan dengan bentuk semula, mekanisme pertahanan ini disebut dengan pembentukan reaksi.
3. Pengalihan
Mengarahkan dorongan-dorongan yang tidak sesuai pada sejumlah orang atau objek sehingga dorongan aslinya tersebut tersembunyi.
4. Fiksasi
Secara umum, pertumbuhan Psikis lazimnya bergerak secara kontinu melalui serangkaian tahap perkembangan. Akan tetapi, proses pendewasaan secara psikologis tidaklah bebas dari momen-momen yang penuh dengan stres maupun kecemasan. Jika melangkah ke tahap perkembangan lebih lanjut memunculkan kecemasan yang begitu besar, maka ego bisa mengambil strategi untuk tetap bertahan di tahap psikologis saat ini, yang lebih nyaman. Pertahanan seperti ini disebut fiksasi.
5. Regresi
Pada saat libido melewati tahap perkembangan tertentu, di masa-masa penuh stres dan kecemasan, libido bisa kembali ke tahap yang sebelumnya. Langkah mundur ini dikenal sebagai regresi.
6. Proyeksi
Proyeksi didefinisikan sebagai melihat dorongan atau perasaan orang lain yang tidak dapat diterima, padahal sebenarnya perasaan atau dorongan tersebut ada di alam tidak sadar sendiri.
7. Introyeksi
Introyeksi adalah mekanisme pertahanan di mana seseorang meleburkan sifat-sifat positif orang kain ke dalam egonya sendiri.
8. Sublimasi
Sublimasi merupakan Represi dari tujuan genital dari Eros dengan cara menggantinya ke hal-hal yang bisa diterima, baik secara kultural ataupun sosial.
Perkembangan Psikoseksual
1. Oral (lahir sampai 12-18 bulan)
Sumber kenikmatan bayi mencakup berbagai aktivitas yang berorientasi pada mulut (menghisap dan makan).
2. Anal (12-18 bulan sampai 3 tahun)
Anak mendapatkan keluasan sensual dari menahan dan mengeluarkan kotoran. Daerah kepuasannya adalah bagian anak, dan pelatihan toilet merupakan kegiatan yang penting.
3. Phalik (2 sampai 6 tahun)
Anak lekat dengan orang tua berbeda jenis kelamin dan kemudian melakukan indentifikasi dengan orang tua berjenis kelamin sama. Superego berkembang. Daerah kepuasan beralih ke daerah alat kelamin.
4. Latency (6 tahun sampai pubertas)
Waktu yang relatif tenang antara tahapan-tahapan yang lebih bergejolak.
5. Genital (pubertas sampai dewasa)
Munculnya kembali dorongan-dorongan seksual pada masa phalic, disalurkan ke seksualitas dewasa yang matang.
UNSUR-UNSUR TERAPI
Munculnya Masalah
Psikoanalisis sebagai teori dari psikoterapi berasal dari uraian Freud bahwa gejala neurotik lada seseorang timbul karena Tertahannya ketegangan emosi yang ada, ketegangan yang ada kaitannya dengan ingatan yang ditekan, ingatan mengenai hal-hal yang traumatik dari pengalaman seksual masa kecil.
Tujuan Terapi
Tujuan dari terapi psikoanalisis adalah untuk membentuk kembali struktur karakter individu dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari didalam diri klien dan fokus pada upaya mengalami kembali pengalaman masa kanak-kanak.
Peran Terapis
Peran terapis adalah berusaha untuk memahami klien sebagai sesuatu yang ada di dalam dunia ini.
TEKNIK TERAPI
1. Free Association
Asosiai bebas merupakan teknik utama dalam psikoanalisis. Terapis meminta klien agar membersihkan pikirannya dari pikiran-pikiran dan renungan-renungan sehari-hari serta sedapat mungkin mengatakan apa saja yang muncul dan melintas dalam pikirannya.
2. Analisis Tranference
Transferens dalam arti sebenarnya adalah suatu bentuk ingatan dari kejadian-kejadian yang telah dialami dan yang diulang kembali dalam keadaan sekarang atau yang akan datang. Pada saat seperti itu, pada saat pasien sedang menghubung-hubungan hambatan yang di alami dengan konflik yang terjadi di bawah sadar mengenai harapan-harapan terhadap seseorang atau beberapa orang yang muncul Dan menimbulksn kesan becampur-campur.
3. Analisis resistens
Resistensi adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tidak disadari. Selama asosiasi bebas dan analisis mimpi, klien dapat menunjukkan ketidaksediaan untukmenghubungkan pikiran, perasaan, dan pengalaman tertentu.
4. Analisis Mimpi
Analisis mimpi adalah prosedur atau cara yang penting untuk mengungkap alam bawah sadar dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Selama tidur, pertahanan-pertahanan melemah, sehingga perasaan-perasaan yang dipres akan muncul ke permukaan, meski dalam bentuk lain. Freud memandang bahwa mimpi merupakan "jalan istimewa menuju ketidaksadaran", karena melalui mimpi tersebut hasrat-hasrat, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan tak sadar dapat diungkapkan. Beberapa motivasi sangat tidak dapat diterima oleh seseorang,sehingga akhimya diungkapkan dalam bentuk yang disamarkan atau disimbolkan dalam bentuk yang berbeda.
Sumber
Prof. Dr. Singgih O. Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi. 2004, Jakarta. PT BPK Gunung Mulia.
Feist, J. Feist, G. J. Teori Kepribadian. Jakarta. Salemba Humanika.
Papalia, D. E. Olds, S. W. Feldman, R. D. Human Development (Perkembangan Manusia). 2009. Jakarta. Salemba Humanika
http://atpsikologi.blogspot.com/2010/02/kesadaran.html?m=1
http://pasukananxiety.blogspot.com/2013/03/terapi-psikoanalisis-dan-humanistik.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar