Menurut Mappiare ada sejumlah perbedaan psikoterapi dan konseling yang dikemukakan sebagai berikut:
1. Konseling merupakan bagian dari psikoterapi. Psikoterapi merupakan bagian yang lebih
luas dari pada konseling.
2. Konseling lebih mengarah pada penyebab atau awal masalah. Selanjutnya konseling lebih
mengarah pada pengembangan-pendidikan-pencegahan. Berbeda dengan psikoterapi yang
mengarah penyembuhan-penyesuaian-penyembuhan.
3. Dasar konseling adalah filsafat manusia. Dasar dari psikoterapi adalah perbedaan individual dengan dasar-dasar psikologi kepribadian dan psikopatologi. Pada perkembangan selanjutnya konseling juga memanfaatkan perkembangan teori-teori
kepribadian dalam konteks ilmu perilaku.
4. Dijelaskan oleh Narayana Rao bahwa tujuan antara konseling dan psikoterapi sama, namun keduanya berbeda dalam proses pencapaiannya. Psikoterapi mencapainya dengan cara ‘pembedahan’ psikis dan pembedahan otak. Proses konseling lebih mengarah pada identifikasi dan kekuatan-kekuatan positif yang dimiliki klien, agar klien lebih maksimal dalam kehidupannya.
Penjelasan Terhadap Mental Illness
Biological
Penyebab secara biological adalah keturunan, lalu ada jasmaniah, beberapa penyidik berpendapat bentuk tubuh seseorang berhubungan dengan gangguan jiwa tertentu. Tempramen , orang yang terlalu peka/sensitif biasanya mempunyai masalah kejiwaan dan ketegangan yang memiliki kecenderungan mengalami gangguan jiwa. Yang terakhir penyakit dan cedera tubuh, penyakit tertentu misalnya penyakit jantung, kanker dan lain sebagainya mungkin menyebabkan seseorang menjadi murung dan sedih. Demikian pula cedera/cacat tubuh tertentu dapat menyebabkan rasa rendah diri.
Psychological
Bermacam pengalaman frustasi, kegagalan dan keberhasilan yang dialami akan mewarnai sikap, kebiasaan dan sifatnya kemudian haru. Hidup seorang manusia dapat dibagi atas 7 masa dan pada masa tertentu dapat mendukung terjadinya gangguan jiwa.
- Masa bayi
- Masa anak pra sekolah (2-7 tahun)
- Masa anak sekolah
- Masa remaja
- Masa dewasa muda
- Masa dewasa tua
- Masa tua
Sosiological
Kebudayaan secara teknis adalah ide atau tingkah laku yang dapat dilihat maupun yang tidak terlihat. Faktor budaya bukan merupakan penyebab langsung menimbulkan gangguan jiwa. Biasanya terbatas menentukan "warna" gejala-gejala. Di samping mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian seseorang misalnya melalui aturan-aturan kebiasaan yang berlaku dalam kebudayaan tersebut.
Menurut Santrock berikut ini adalah beberapa faktor kebudayaan:
- Cara membesarkan anak
- Sistem nilai
- Kepincangan antara keinginan dengan kenyataan yang ada
- Ketengangan akibat faktor ekonomi dan kemajuan teknologi
- perpindahan kesatuan keluarga
- Masalah golongan minoritas
Philosophic
Gangguan jiwa atau mental illness adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya sendiri. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective) dan tindakan (psychomotor)
Bentuk-bentuk Terapi
Terapi Supportive
Terapi Supportive adalah bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien untuk beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya. Tetapi Supportive menawarkan dukungan kepada pasien oleh seorang tokoh yang berkuasa selama periode penyakit, kekacauan atau dekompensasi sementara. Pendekatan ini mempunyai tujuan untuk memulihkan dan memperkuat pertahanan pasien dan mengintegritaskan kapasitas yang terganggu. Cara ini memberikan suatu periode penerimaan dan ketergantungan bagi pasien yang membutuhkan bantuan untuk menghadapi rasa bersalah, malu dan kecemasan dalam menghadapi frustasi atau tekanan eksternal yang mungkin terlalu kuat untuk dihadapi.
Tetapi Reeducative
Terapi Reeducative untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri, memodifikasi tujuan dan membangkitkan serta menggunakan potensi-potensi kreatif yang ada
Terapi Reconstructive
Terapi Reconstructive adalah terapi untuk menyelami alam tidak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisis daripada transferensi. Terapi ini untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang kerjanya di alam tidak sadar, dengan usaha untuk mendapatkan perubahan yang luar daripada struktur kepribadian dan penghiasan pertumbuhan kepribadian dengan pengembangan potensi penyesuaian diri yang baru.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar