Mengarahkan perubahan diri
Perilaku disini tidak hanya merujuk untuk perilaku terbuka tetapi untuk semua proses internal dan eksternal dan kegiatan yang dapat diamati dan diukur.Titik utama Skinner adalah perilaku yang terdiri dari kemampuan kita untuk mengendalikan diri dapat dimodifikasi oleh prinsip yang sama seperti perilaku lain. Perilaku mengendalikan diri terutama dipelajari dan dengan demikian lebih rentan terhadap perubahan.
Orang-orang yang bergantung pada prinsip-prinsp modifikasi perilaku stres perlu juga “outsight” atau kesadaran dan penguasaan pengaruh eksternal perilaku.
Dua jenis variabel pengendalian atau pengaruh sangat penting untuk perilaku, yaitu isyarat yang memicu perilaku dan konsekuensi yang mengikutinya. Beberapa syarat di sekeliling kita atau di dalam diri kita dapat memicu apa yang kita katakan dan kita lakukan dan seringkari kita hanya samar-samar dalam menyadari ini. Seringkali konsekuensi dari perilaku kita mengerahkan pengaruh yang lebih pada apa yang kita lakukan.
Sangat penting untuk menentukan target perilaku dalam hal perilaku. Kita ingin mengurangi atau menghilangkan masalah perilaku (perilaku negatif) dan meningkatkan perilaku yang positif.
Membuat program perbaikan diri untuk memilih tujuan yang terlalu ambisius atau tidak realistis.
Setelah kamu menetapkan tujuan, penting untuk memperhatikan perilakumu sekarang sebagai basis (landasan) untuk mengukur progresnya nanti. Ada tiga cara untuk mencatat, yang pertama itu frequency count (menghitung seberapa seringnya) contohnya itu menghitung jumlah kalori yang kita konsumsi atau berapa kali kamu berbicara dalam kelas. Yang kedua measure of the duration or amount of time invested in thebehavior (mengukur durasi atau waktu ketika melakukan perilaku), teknik ini lebih sulit, tapi lebih pantas ketika perilaku tidak dapat dengan mudah dipecah menjadi peristiwa yang terpisah. Contohnya seperti berapa lama tidur, belajar, dan bekerja. Yang ketiga adalah counting the products of the behavior (menghitung hasil dari perilaku) seperti ruangan yang bersih, tugas yang sudahselesai dan uang yang diperoleh.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, banyak perilaku terjadi karenakan rentetan peristiwa (chain behavior). Seperti merokok, itu cenderung sering terjadi ketika individu gugup, bosan dll. Kondisi ini disebut antisenden. Ketika tujuan kamu adalah menghilangkanperilaku yang tidak dinginkan, strategi terbaik adalah dengan mengurangi antisenden tersebut. Dan ketika kamu mencoba untuk menetapkan perilaku yang dinginkan sebaiknya kamu membuat/membangun antisenden dan asosiasi yang memicu perilaku yang diinginkan tersebut.
Setelah kamu mulai mengontrol beberapa kondisi yang memicu target perilakumu, kamu siap untuk lebih memperhatikan konsekuensi dari perilakumu.
Kita tidak memberi imbalan kepada diri kita sendiri dengan reinforcers (penguat) sampai kita bisa melihatkan target perilaku yang ingin kita kuatkan. Reinforcers itu sendiri adalah apapun yang memperkuat perilaku. Ada dua macam reiforcers yang pertama positive reinforcment syang memperkuat perilaku yang diberikan langsung. Yang kedua negative reiforcement terdiri dari mengurangi atau menghilangkan stimulus yang tidak menyenangkan seperti cemas.
Memilih reinforcer adalah tindakan yang sangat pribadi. Pada dasarnya, reinforcer yang efektif harus memiliki beberapa kriteria. Yang pertama harus sesuatu yang menguatkan untuk kamu. Yang kedua apakah reinforcer itu mudah dikendalikan. Yang ketiga adalah reiforcer itu harus kuat.
Pada poin ini kamu sudah siap untuk menetapkan keseluruhan rencanamu ke tindakan. Tapi, sebelum kamu memulai, penelitian sudah menunjukkan bahwa kamu harus berhati-hati kepada dua hal: persetujuan dengan dirimu tentang tujuanmu dan reinforcers yang kamu gunakan. Dengan tujuan untuk mempunyai pertujuan yang jelas dengan dirimu sendiri tentang apa yang hendak kamu selesaikan, kamu harus membuat self-contract. Yang didalamnya harus terdapat:
idealnya adalah kamu menggunakan reinforcers segera setelah kamu melakukan perilaku yang kamu inginkan.
Akan ada hari yang baik dan buruk ketika melakukan self-impovement (perbaikan diri sendiri). Sering sekali orang-orang cenderung meremehkan peningkatan mereka dikarenakan tidak secepat yang mereka inginkan. Beberapa perubahan dalam perilaku terjadi secara berangsur-angsur dan memerlukan kesabaran yang besar. Ketika peningkatan mereka megecewakan, ada beberapa hal yang menjadi kesalahan. Yang paling sering dikarenakan kekurangan sasaran perilaku yang di tetapkan, kesalahan dalam catatan, atau gagal dalam menggunakan reinforcement dengan benar. Problem pertama biasanya terdiri dari target perilakunya terlalu biasa. Yang kedua adalah ketika melakukan renforcement. Tidak membuat reinforcement kontigan pada perilaku anda, yang pada dasarnya adalah kecurangan pada diri anda.
Banyak orang yang sukses dalam upaya meningkatkan perubahan diri sering mencapain pada poin dimana mereka berhenti mengikuti program mereka. Beberapa bulan setelah menyelesaikan program self-modification, banyak siswa yang malu mengebai tidak lagi menyimpan catatan atau menggunakan renforcers. Tapi, mereka juga tidak terganggu oleh problem perilaku mereka.
Ide yang bagus untuk menghapus program anda secara sengaja dan bertahap. Daripada tiba-tiba berhenti dari catatan atau renforcers anda, anda seharusnya beralih dengan cara mengurangi sedikit demi sedikit reinfocementnya.
Sukses dalam mencapai kontrol diri yang baik adalah persoalan yang relatif. Mereka yang sudah mencapai tujuan mereka cenderung untuk mendukung lebih baru, lebih ambisus. Namun, individu yang belum sukses bisa belajar dari kesalahannya.
contohnya
Seorang anak ingin mengarahkan perubahan dirinya yaitu dia ingin mengurangi kebiasannya yang terlalu sering bermain, dia meningkatkan kontrol dirinya dengan awal muka mengurangi waktu bermainnya menjadi hanya 2/3 jam saja sehari dia mengganti waktu tersebut dengan membaca, belajar dll (hal-Hal yang bermanfaat). Lalu dia menetapkan tujuan mengapa dia ingin mengurangi waktu bermain itu yaitu meningkatkan nilai-nilai di sekolahnya dan dia bertekad untuk masuk ranking 5 besar di sekolahnya. Untuk pencatatan perilaku, dia menggunakan measure of the duration or amount of time invested in the behavior (mengukur durasi atau waktu ketika melalukan perilaku). Jadi setiap harinya anak tersebut mengurangi waktu untuk bermainnya dan memberbanyak waktunya untuk belajar. Dan seperti yang sudah di jelaskan di atas, bajunya banyak perilaku terjadi karenan rentetan peristiwa, di sini dia melakukan peristiwa tersebut dikarenakan dia bosan, dan tidak mengerti materi yang akan dipelajari. Dan disini dia membuat antisense yang memicu perilakunya untuk banyak belajar yaitu ingin masuk ranking 5 besar dan jika ingin masuk 5 besar berarti dia harus banyak belajar dan mengurangi waktu bermainnya. Untuk reinforce-nya dia menggunakan reinforcement negatif yaitu dia menghilangkan stimulus yang tidak menyenangkan yaitu malas, bosan dll. Untuk tahap perencanaan yang efektif disini dia membuat self-contract yang isinya adalah:
1. Disini dia menjelaskan target apa yang hendak di capai dan batas waktu programnya. Target yang hendak dicapainya yaitu mengurangi waktu bermain dan meningkatkan prestasi di sekolah dan batas waktunya adalah selama satu semester awal.
2. Reinforces yang di gunakan. Disini dia menggunakan reinforcers negatif yaitu menghilangkan stimulus yang tidak baik seperti rasa bosan, malas.
3. Bonus tambahan jika melampaui batas. Disini jika dia berhasil mencapai target dia akan mendapatkan imbalan yang diinginkan, misalnya yang pada awalnya dia menginginkan masuk 5 besar dan akhirnya dia masuk ke 3 besar, orang tuanya akan memberikan hadiah yang lebih dari yang dia ingingkan pada mulanya.
4. Pinalti jika tidak memenuhi kontrak yang sudah di tentukan. Jika dia tidak berhasil masuk 5 besar, dia berjanji tidak akan bermain selama satu semester kedepan.
5. Cara-cars yang digunakan untuk mencatat perilaku. Setiap harinya dia mencatat waktu untuk bermainnya dan untuk belajarnya, dan waktu dari bermain tersebut harus lebih sedikit dari waktu belajar.
6. Saksi mata. Disini saksi matanya adalah kedua orang tuanya, dan orang tuanya sangat membantu untuk dia sampai pada target yang diinginkannya.
Untuk evaluasinya, disini dia melihat dari hasil ulangan dan tugas di sekolahnya yang semakin hasi meningkat sedikit demi sedikit. Pada awalnya anak tersebut sempet putus asa karena nilainya tidak langsung meningkat, tapi setelah dia mengerti bahwa hasil ini meningkatkan sedikit demi sedikit dia menjadi semakin rajin. Setelah akhirnya batas waktu habis dan kini saatnya melihat hasilnya, ternyata dia berhasil masuk ke 3 besar. Meskipun kini sudah masuk 3 besar, dia masih melakukan pencatatan perilaku, karena menurut dia ini adalah pedoman untuk merubah perilakunya menjadi lebih baik.